Meski pun, anda tidak pernah mengenal game yang namanya pokemon, setidaknya pasti anda pernah mendengarnya. Dibuat pada tahung 1995, pokemon awalnya digunakan untuk konsol Nintento gameboy yang disebut Pokemon Red Dalam Game pokemon go, player harus menjelajahi dunia virtual untuk menangkap Pokemon dengan kemampuan dan penampilan yang bervariasi untuk dilatih mengalahkan monster lain dalam pertarungan. Hingga pada tanggal 6 Juli 2016, ketika aplikasi ponsel Pokemon GO dirilis. Dalam sekejap aplikasi ini mendominasi dimana hanya butuh lima jam bagi Pokemon GO supaya meraih posisi pertama aplikasi paling banyak diunduh! Fakta ini menunjukkan betapa populernya game ini di seluruh penjuru dunia. Berikut daftar 5 fakta mengerikan game Pokemon GO versi TOP Viewers.
1. No Trespassing!
Pokemon GO dibuat dengan menggunakan teknologi Augmented Reality atau perpaduan antara dunia nyata dan virtual. Teknologi ini bukanlah teknologi baru dan anda bisa menemukan contohnya dalam filter Snapchat untuk menggabungkan video dengan animasi digital. Sementara di dalam game ini ada yang disebut dengan PokeStops dan Gym Trainer. Di tempat-tempat tersebut player bisa mendapatkan item kayak pokemon eggs atau poke balls untuk menangkap pokemon. Masalahnya adalah, PokeStops dan Gym Trainer tersebut ditempatkan secara acak di lokasi sekitar player. Hal ini pastinya memicu masalah apabila kedua tempat tersebut bukan area publik. Beberapa pemilik area pribadi telah mulai mengeluhkan banyaknya trespassing akibat game ini.
2. Mengakibatkana Kecelakaan Lalulintas
Seiring dengan dirilisnya game Pokemon GO, polisi di seluruh penjuru dunia mulai disibukkan dengan laporan-laporan kecelakaan yang terkait dengan game yang satu ini. Yang menggabungkan antara dunia nyata dan dunia virtual. Selain laporan tentang kecelakaan yang diakibatkan oleh pengemudi yang mengendarai mobil sambil bermain, banyak pula laporan kecelakaan akibat player yang mengejar Pokemon ke tempat-tempat berbahaya hingga ke tengah jalan raya. Contoh berita ini seperti seorang warga New York, salah satunya adalah Steven Cary (28) seorang mantan marinir mengalami patah tulang dan mobil yang dikendarainya hancur setelah menabrak pohon ketika mencoba menangkap pokemon. Kemudian dari San Diego, dua orang pemuda jatuh dari tebing setinggi 30 meter ketika mengejar Pokemon yang lain. Dan sebuah berita, Autumn Deiseroth (15) yang tertabrak mobil di jalan tol Pennsylvania. Penyebabnya apa lagi kalau bukan Pokemon GO.
3. Pokemon Go Bajakan
Meskipun game ini gratis, banyak player yang kesulitan mengunduh karena heavy traffic. Hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menyediakan versi bajakan yang sudah dimodifikasi. Karena itu berhati-hatilah bila Anda mengunduh game ini dari sumber lain sebab bukan tidak mungkin sudah disusupi dengan malware. Hanya berselang 72 jam setelah dirilis, laporan munculnya versi bajakan yang merusak ini sudah datang dari Selandia Baru dan Australia. Dalam versi bajakan ini tertanam virus malware yang disebut dengan DroidJack yang sangat berbahaya karena peretas dengan leluasa bisa mengontrol device yang telah terinfeksi. Untungnya game versi bajakan ini enggak mudah diinstal karena pengguna harus mematikan fitur pengaman android.
4. Memancing Kejahatan
Meskipun belum ada laporan tentang orang yang melakukan pembunuhan hanya demi mengejar Pokemon atau terjadinya tabrakan beruntun gara-gara Pokemon, tapi game ini pun mulai dikait-kaitkan baik secara langsung atau tidak langsung dengan beberapa peristiwa kejahatan. Salah satunya seorang remaja di Wyoming menemukan mayat ketika mengejar ‘water pokemon’ di sebuah sungai. Sementara di tanggal 10 Juli 2016, hanya berselang empat hari setelah game Pokemon Go ini dirilis, empat pemuda merampok seorang pemain pokemon setelah memancingnya dengan memancarkan ‘lure modules’ di tempat gelap dekat sebuah Pokestop. Peristiwa ini dengan cepat ditanggapi oleh pembuat Pokemon GO dengan mengeluarkan pernyataan agar tidak bermain sendiri ketika berada di tempat asing.
5. Digunakan untuk memata-matai !
Persyaratan instalasi Pokemon GO mengharuskan player untuk menyetujui syarat “disclose any information about you to government. Sementara itu coba Anda perhatikan pilihan kata yang digunakan John Hanke pada halaman web Niantic Labs. saat game ini dirilis, Jhon Hanke membuat pernyataan “By exploiting the capabilities of smartphones and location technology…â€. Pilihan kata ‘exploit’ untuk menggambarkan perusahaan pembuat game kayaknya kurang bijaksana. Hal ini tak urung membuat orang curiga, apakah game ini digunakan untuk memata-matai? Apalagi kalau diingat bahwa dana yang digunakan oleh Niantic Labs untuk membuat game didanai oleh National Geospatial-Intelligence Agency, salah satu dari agen pemerintah Amerika yang diduga bertugas mengumpulkan dan menganalisa data untuk agen mata-mata mereka.
ADS HERE !!!